• Orang yang berkendaraan harus memberi salam kepada pejalan-kaki.
  • Orang yang berjalan kaki memberi salam kepada yang duduk.
  • Kelompok yang lebih sedikit memberi salam kepada kelompok yang lebih banyak jumlahnya.
  • Yang meninggalkan tempat memberi salam kepada yang tinggal.
  • Ketika pergi meninggalkan atau pulang ke rumah, ucapkanlah salam meski tak seorangpun ada di rumah (malaikat yang akan menjawab).
  • Jika bertemu berulang-ulang maka ucapkan salam setiapkali bertemu.
  • Pengecualian kewajiban menjawab salam:

  • Ketika sedang sholat. Membalas ucapan salam ketika sholat membatalkan sholatnya.
  • Khatib, orang yang sedang membaca Al-Qur’an, atau seseorang yang sedang mengumandangkan Adzan atau Iqamah, atau sedang mengajarkan kitab-kitab Islam.
  • Ketika sedang buang air atau berada di kamar mandi.
  • Selanjutnya, Allah (SWT) menerangkan keutamaan salam didalam surat Al-An’aam ayat 54:
    “Jika orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami (Al-Qur’an) datang kepadamu, ucapkanlah “Salaamun’alaikum (selamat-sejahtera bagimu)”, Tuhanmu telah menetapkan bagi diri-Nya kasih-sayang. (Yaitu) Bahwa barangsiapa berbuat kejahatan karena kejahilannya (tidak tahu/bodoh) kemudian ia bertaubat setelah itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah (SWT) Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

    Di ayat ini Allah (SWT) memerintah Nabi Muhammad SAW sehubungan dengan orang-orang beriman yang miskin, yang hampir semuanya menumpang tinggal di tempat para sahabat. Walaupun orang-orang kafir yang kaya meminta agar Rasulullah SAW mengusir para dhuafa’ itu supaya orang-orang kaya itu bisa bersama Rasulullah, Allah (SWT) memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menyambut para dhuafa’ Muslim itu dengan ‘Assalamu ‘alaykum’ pada sa’at kedatangan mereka. Hal ini mengandung dua arti: Pertama, menyampaikan penghormatan dari Allah (SWT) SWT kepada mereka. Ini adalah kehormatan dan penghargaan yang tinggi bagi Muslim yang miskin dan tulus hati. Perlakuan ini menguatkan hati dan menambah semangat mereka. Arti kedua, menyampaikan sambutan yang baik yang pantas mereka terima, atas ijin Allah (SWT) , dengan nyaman, damai dan tenang, meskipun jika mereka membuat beberapa kesalahan.

    Semoga Allah (SWT) menganugerahi kita kesanggupan untuk melaksanakan pengucapan salam dengan semangat islami yang lurus didalam hidup kita sehari-hari dan dengan melaksanakannya menumbuhkan kasih-sayang dan persatuan diantara kita. Amiin.

    Author by Imtiaz Ahmad M. Sc., M. Phil. (London) Translated by Ir. Gusti Noor Barliandjaja and Muhammad Arifin M.A. (Madinah)